Kamis, 04 Desember 2014

catatan subuh hari #2

Selalu. Pagi ini aku terbangun pukul setengah empat lagi, seakan mataku sudah diatur untuk terjaga sebelum subuh. Tampak novel Demon & Angel yang tadi malam sedang aku baca masih terbuka menandakan aku tertidur saat sedang membacanya. Selalu. Aku tertidur sebelum belajar apapun dan ini tak membantu sama sekali untuk mengurangi kebodohanku.
Pagi ini ternyata Urleta telah terbangun. Kulihat ia tengah menulis sesuatu, mengerjakan tugas kuliah dengan posisi tengkurap diatas kasur miliknya. Urleta adalah teman satu kamarku, berperawakan tinggi dan besar dengan mata dan rambut pendek yang hitam, ia memiliki kulit coklat. Gadis yang umurnya lebih tua satu tahun dariku ini berbeda fakultas denganku. Perikanan, sedangkan aku berada di fakultas paling membosankan di dunia ini. Ekonomi.
Kuedarkan pandanganku kesekeliling kamar kami yang sempit. Tak ada yang berubah, masih barang-barang yang sama dan berantakan. kecuali kau akan menemukan mie mentah untukku sendiri dan satu plastik susu kental manis yang aku beli untuk Judi, tetangga kamarku. Kurasa aku melupakan sesuatu,

Senin, 01 Desember 2014

catatan subuh hari #1

            Aku terbangun setengah jam sebelum subuh di kamar sewaku, mencoba mengedarkan pandangan keseluruh penjuru kamar. Masih sama. Urleta masih tertidur pulas di kasurnya yang selalu rapi. Masih sama. Barang-barangku yang berantakan masih pada posisi semula, berbagi tempat denganku diatas kasur, memaksa kedua kakiku membentur dinding dengan posisi tak nyaman. Aku mencoba duduk dari posisi tidurku, mengingat-ingat jam berapa aku tertidur, harusnya aku tidak boleh sebodoh ini, membuang-buang waktuku belajar menulis huruf Hiragana hanya untuk tidur.
Pagi ini ternyata aku tidak sendiri, kaset milik seorang teman memainkan lagu yang bercerita tentang sepasang kekasih yang saling merindu terdengar di ruang tengah rumah sewa kami, menandakan bahwa ia lembur menggarap laporan yang harus direvisi. Kuambil buku-buku bahasa jepangku dan mencoba menghafal huruf per huruf yang dalam beberapa menit sukses membuatku kembali mengantuk.
Pagi ini aku kembali merenungi hidupku. Menyadarkan diriku sendiri bahwa keberadaanku disini adalah bukan tanpa tujuan.