Aku terbangun setengah jam
sebelum subuh di kamar sewaku, mencoba mengedarkan pandangan keseluruh penjuru
kamar. Masih sama. Urleta masih tertidur pulas di kasurnya yang selalu rapi.
Masih sama. Barang-barangku yang berantakan masih pada posisi semula, berbagi
tempat denganku diatas kasur, memaksa kedua kakiku membentur dinding dengan
posisi tak nyaman. Aku mencoba duduk dari posisi tidurku, mengingat-ingat jam
berapa aku tertidur, harusnya aku tidak boleh sebodoh ini, membuang-buang
waktuku belajar menulis huruf Hiragana
hanya untuk tidur.
Pagi ini ternyata aku tidak
sendiri, kaset milik seorang teman memainkan lagu yang bercerita tentang
sepasang kekasih yang saling merindu terdengar di ruang tengah rumah sewa kami,
menandakan bahwa ia lembur menggarap laporan yang harus direvisi. Kuambil
buku-buku bahasa jepangku dan mencoba menghafal huruf per huruf yang dalam
beberapa menit sukses membuatku kembali mengantuk.
Pagi ini aku kembali merenungi hidupku. Menyadarkan diriku
sendiri bahwa keberadaanku disini adalah bukan tanpa tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar